Memberikan Berita dan Informasi Terkini

 

Emansipasi tanpa esensi dalam mengenang Hari Kartini

Mengingat hari ini adalah Hari Kartini, dimana seluruh bangsa indonesia mengenang sesosok Perempuan yang di anggap sebagai pahlawan Nasional, sebagai seorang blogger yang suka atau hobby menulis seperti apa yang di lakukan R.A Kartini di jaman dulu (menulis bukan ngeblog lho) saya terketuk hati untuk menuliskan sedikit makna sebenarnya dari apa yang di perjuangkan oleh R.A kartini di masa dahulu. sebelum ke tingkat lanjut apakah anda tau apa yang di lakukan R.A kartini pada jaman belanda hingga sekarang bisa di sebut sebagai pahlawan yang memperjuangkan hak perempuan, memperjuangkan emansipasi wanita?

Kita kembali ke masa lalu saat R.A Kartini hidup pada jaman belanda dimana ketika itu seorang wanita kalau sudah menginjak dewasa maka harus berada di dunia yang di batasi oleh tembok rumah, anda pasti tahu jaman dulu kalau perempuan sudah dewasa yang terjadi adalah nikah, di rumah, ngurus suami, anak dan lain sebagainya tanpa di perbolehkan untuk menuntut ilmu, meniti karir dan lainnya. pada saat itu R.A kartini yang di kenal sebagai wanita yang pernah mengenyam bangku sekolahan, dan mengerti akan bahasa belanda sehingga ia mempunyai modal untuk bisa membaca dan menulis.

Karena membaca surat kabar dan majalah kartini bisa mengetahui berbagai macam kemajuan-kemajuan yang dimiliki oleh kaum wanita di Negeri Belanda, hal itulah yang menimbulkan dan membangkitkan pemikiran-pemikiran brilian menyangkut banyak hal yang kesemuanya menyangkut Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air). nah sebenarnya apa yang di perjuangkan Kartini pada saat itu? pemikiran Kartini saat itu hanya masalah emansipasi dan keluhan-keluhannya terhadap adat jawa yang dianggap sebagai penghambat kemajuan kaum wanita pada waktu itu. Kartini juga mempunyai perhatian terhadap masalah lain seperti agama, sosial, budaya, bahkan korupsi.

Namun yang terjadi saat ini berbeda jauh, saati ini yang sangat di tekankan yaitu "perjuangan kartini adalah tonggak adanya persamaan hak dan kedudukan antara kaum wanita dan pria" dan mungkin inilah yang menjadi pembeda cita-cita Kartini dan perjuangan wanita sekarang dalam menuntut persamaan hak antara pria dan wanita. dan kemudia sekarang yang sangat di prioritaskan adalah emansipasi, emansipasi tanpa esensi, kenapa? karena sekarang ini banyak wanita yang menuntuk kesamaan hak dan melupakan kodrat mereka sebagai seorang wanita, berkoar koar masalah emansipasi hanya untuk mendulang popularitas. melenceng jauh dengan cara yang di lakukan Kartini. Esensi perjuangan kartini di tuangkan dalam tulisan dan tetap menjalankan fungsi sebagai wanita seutuhnya.

Kalau boleh saya mengambil satu ayat dalam kitab suci umat islam yaitu: "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. .... "(QS.4.An-Nisa': 34)"

trus apakah wanita derajatnya di bawah kaum pria? tidak, sesungguhnya wanita malah lebih tinggi derajatnya di mata sang pencipta. jasa dan pengorbananya sungguh tak ternilai. jadi apa pesan saya dalam artikel tentang peringatan hari kartini ini? pesannya adalah kita renungkan kembali makna dari perjuangan kartini, tidak semata hanya memperjuangkan emansipasi tanpa esensi. Emansipasi wanita memang mengangkat harkat, derajat dan martabat wanita tapi bagaimana pun kodrat perempuan itu ada dan tetap harus dihormati. Aku selalu berpikir dalam sebuah rumah tangga laki-laki tetap seorang imam dengan tetap melalui rembug dalam arti positif. akhir kata mohon maaf jika artikel saya ini kurang pas atau kurang lengkap. kritikan dan saran saya tunggu.


Diambil dari berbagi sumber

 
Ngajari Berita dan Informasi - Blogger Template by Seorang Blogger Mbojo Support for Berita Terbaru and Blogger.com
Emansipasi tanpa esensi dalam mengenang Hari Kartini - Ngajari Berita dan Informasi